MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“KEHIDUPAN SETELAH MATI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8 :
· M insan kamil yusup (D1A200151)
· MonikhaHellenia S (D1A200134)
· Nur AinniSafitri (D1A200047)
· Susan Lestari (D1A200010)
DOSEN PENGAMPU :Nuhrodin, S.Ag., M.Pd
PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL- GHIFARI BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segalakarunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula
kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul
kehidupan setelah mati.Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai apa saja yang akan di lalui manusia setelah kematiannya yang disertai dengan beberapafirman dan hadist.
Akhirul kalam, penulis menyadari jikalau dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Sehingga untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi untuk perbaikan di masa mendatang. Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memuaskan juga berguna untuk berbagai pihak. Amin.
Bandung, 16 November 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Kehidupan manusia dimulai dari Ketika di lahirkan ke dunia, allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk beribadah kepada allah, menjadikan manusia khalifah di bumi,dan memakmurkan bumi, tetapi kehidupan dunia itu hanyalah sementara.
وعنابنعمررضياللَّهعنهماقَالَ: أَخَذرسولُاللَّهﷺبِمَنْكِبِيفقال: كُنْفيالدُّنْياكأَنَّكَغريبٌ،أَوْعَابِرُسبيلٍ
Pada suatu waktu, Rasulullah memegang pundak Abdullah bin Umar Beliau berpesan, ''Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).''
Ketika sudah menemui kematian di dunia itu adalah awal menghadapi kehidupan yang sesungguhnya di akhirat.
''Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu.'' (HR Bukhori).
Kematian adalah peristiwa yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup tidak terkecuali, sekalipun nabi bahkan makhluk gaib pun akan mengalami kematian“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).Tidak ada yang tau pasti kapan waktu kematian akan menjemput kita yang jelas kematian adalah hal yang pasti akan di alami setiap makhluk.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari materi kehidupan setelah kematian sebagai berikut:
Ø Apa itu hidup dan mati?
Ø Tujuan penciptaan manusia?
Ø Hal yang akan dialami manusia setelah kematian ?
Ø Kiamat adalah akhir dari alam semesta.
Ø Hisab dan Mizan yang akan menghitung berapa banyak kebaikan dan keburukan kita didunia,
Ø Indahnya syurga dan dan dahsyatnya Neraka.
Ø Kiat-kiat amalan agar mendapatkan syurga dan terhindar dari Neraka ?
C. Tujuan
Penulis memiliki tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain :
Ø Memahami makna hidup dan kematian.
Ø Memahami bahwa ada kehidupan yang sesungguhnya setelah kematian.
Ø Memperkuat iman kepada allah dan hari akhir.
Ø Bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Ø Selalu mendekatkan diri kepada allah dan menjauhi maksiat.
Ø Selalu beramal terpuji.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kehidupan Setelah Mati
a. Hakikatkehidupan
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. Hakikat manusia adalah makhluk yang perkembangannya yang dipengaruhi oleh lingkungan, yang membedakan manusia dengan jenis makhluk lainnya, ialah terletak pada sifat-sifat rohaninya, yaitu manusia memiliki potensi akal budi, Dengan adanya potensi ini manusia dapat melahirkan suatu kebudayaan, Manusia dengan akalnya dapat berimajinasi, sehingga memiliki daya cipta karya yang tinggi.
Manusia juga dapat menghayati adanya Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan manusia sangat bergantung kepada pengharapan, cita-cita dalam hidupnya, atau pengalaman seputar kebahagiaan, dan kesengsaraan hidup. Setiap individu pendukung bagi pengalaman hidup kepada kelompok di masyarakatmenjadi manusia yang bermoral dan menciptakan norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat.
Hakikat hidup atau penciptaan manusia di bumi antara lain:
1. Menyembah kepada Allah SWT, tujuan ini bermuara kepada segala perbuatan manusia yang harus didasari dan dilakukan sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan ditujukan hanya kepada-Nya.
2. Sebagai khalifah, mengharuskan makhluk yang diberi amanah untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan petunjuk yang Allah berikan. Juga dituntut adanya interaksi antara manusia dengan yang memberi tugas yaitu Allah SWT, antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam raya.
3. Memakmurkan bumi, mengharuskan manusia untuk bekerja keras yang dilandasi nilai-nilai islam. Bekerja dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan kmaslahatan keluarga, untuk kemaslahatan umat, serta sebagai wujud syukur kepada Allah. Juga telah dijelaskan dalam Al-Quran bahwa jika engkau berbuat baik, maka kebaikan itu untuk dirimu sendiri, tetapi jika engkau berbuat jahat maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri juga.
b. Hakikat Mati
Pertama, kematian memutuskan kesempatan manusia untuk beramal. Ketikakematian telah menjemput, maka tiadalah kesempatan yang kita dapatkan untuk mengumpulkan amal diri karena kesempatan telah tertutup.
“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, ‘alangkah baikhnya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.’” (QS al-Fajr: 23-24).
Kedua, adanya fitnah kubur dan azab kubur. Fitnah kubur ialah ujian berupa pertanyaan-pertanyaan di dalam kubur kepada si mayit mengenai siapa Tuhannya, agamanya, dan nabinya. Bagi orang yang beriman, Allah SWT akan memudahkannya menjawab pertanyan tersebut. Allah juga memerintahkan untuk menghamparkan surga baginya, memakaikannya pakaian surga, dan membukakan pintu surga sehingga udara sejuk dan bau harum akan menghiasi kuburannya. Kemudian, diluaskannya kubur sejauh mata memandang.
Sedangkan bagi orang kafir, tidaklah dia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dihamparkan neraka baginya, maka hawa panas akan menyelimuti kuburannya dan bau busuk akan menyeruak dari kuburnya. Kemudian, kuburannya diimpitkan Allah SWT hingga tulang belulangnya pecah menancap satu sama lain. Inilah yang disebut siksa kubur, yakni siksaan yang tidak bisa dilewati saat menjawab fitnah kubur. Lama tidaknya siksa kubur ini pun dipengaruhi besar kecilnya kedurhakaan yang dilakukan
Ketiga, pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Siapa bilang ketika kematian menjemput maka kehidupan akan juga berakhir? Ternyata tidak. Kehidupan tidak hanya berhenti di alam kubur/barzakh. Setelah datang hari kiamat, maka akan ada hari hisab dan pertimbangan amal. Hisab adalah penampakkan, penghitungan, dan penetapan atas apa yang diperbuat atau yang pernah dilakukan selama di dunia.Semuanya akan Allah perlihatkan mulai dari yang amal baik ataupun dosa-dosa yang diperbuat. Sejalan dengan firman Allah SWT.
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” (QS al- Ghasyiyah: 25-26)
2. Hari Kiamat dan Tanda-Tandanya.
Pada dasarnya, kiamat itu digolongkan menjadi dua jenis yaitu kiamat kecil (sugra) dan kiamat besar (kubra). Kedua penggolongan tersebut didasarkan atas kejadiannya seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Kiamat Sugra:
1. Meninggalnya Seseorang
Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian dan akan kembali ke sisi Allah SWT. Terkadang, kematian seseorang akan menimbulkan kesedihan atau musibah bagi diri sendiri maupun orang lain. Namun, kejadian tersebut merupakan ketetapan dari Allah SWT dan sudah sepatutnya kita berserah diri kepadanya serta berdoa agar tetap diberi ketabahan.
2. Bencana Alam
Bumi merupakan tempat tinggal yang sangat nyaman bagi manusia. Namun, Allah juga dapat memberikan petunjuk kepada manusia dengan perantara bumi dan salah satu diantaranya adalah bencana alam. Bagi manusia, bencana alam merupakan sebuah musibah yang datang kepada bumi seisinya dan mengakibatkan dampak yang cukup besar bagi manusia sendiri.Contoh dari bencana alam adalah banjir, tanah longsor, meletusnya gunung, gempa bumi, tsunami, badai, wabah penyakit dan masih banyak contoh lainnya. Bencana datang atas kehendak Allah SWT sehingga sebagai manusia hendaknya kita tabah karena bencana tersebut akan memberi hikmah bagi kita serta berdoa agar selalu diberi keselamatan dari Kiamat Sugra.
b. Kiamat Besar (Kubra)
Kiamat kubra merupakan hari dimana seluruh kehidupan makhluk yang ada di alam semesta berakhir. Tak ada manusia yang tahu pasti kapan kiamat kubra akan terjadi meskipun menggunakan teknologi yang super canggih. Meskipun tidak ada yang mengetahui, namun Allah SWT memberikan tanda-tanda mengenai kiamat kubra seperti pada hadits berikut :
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Artinya :
“Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178)
Tanda-tanda kiamat kubra
Selain itu, terdapat tanda-tanda kecil sebelum kiamat besar terjadi yang diantaranya adalah :
1. Munculnya Nabi Muhammad dan wafatnya.
2. Waktu berlalu lebih cepat.
3. Perang dan pembunuhan merupakan hal yang wajar di antara manusia.
4. Pencurian, penipuan, skandal dan perzinahan merajalela.
5. Munculnya bangunan-bangunan yang besar.
6. Minuman keras menjadi hal yang populer.
7. Padang gurun Arab menghijau.
8. Penggembala kambing dan orang tak beralaskan kaki berlomba-lomba membangun gedung tinggi.
9. Muncul bangunan-bangunan yang dibangun di Mekah lebih tinggi daripada gunung di Mekah.
10. Invasi orang-orang berkulit putih dengan mata sipit dan berwajah lebar memakai sandal bulu.
Tanda-tanda tersebut kemudian akan diikuti oleh pertanda yang besar sehingga dapat mengguncan umat manusia yang diantaranya adalah:
1. Munculnya Imam Mahdi.
2. Perangbesarkaummuslimindengankaumyahudi di palestina yang mengakibatkankekalahan orang-orang yahudi.
3. Penyeranganterhadapmekkah.
4. Munculnya Dajjal al masih.
5. Turunnya Nabi Isa as.
6. MunculnyaYa’jujwalMa’juj.
7. Kematian Isa Almasih dan Imam Mahdi.
8. Munculnya Dabbat al-Ard.
9. Matahariterbitdari barat menandakanditutupnyapintutaubat.
10. Angin lembut yang mengambil jiwa semua orang muslim.
Setelah tanda-tanda tersebut terjadi maka sangkakala akan ditiup oleh malaikat Israfil. Terompet pertama sangkakala akan mematikan semua manusia di bumi dan terompet keduaa akan menandakan kebangkitan manusia yang kemudian akan dihisab amal dan perbuatan mereka.
3. Alam Bazrah
Barzakh secara bahasa mempunyai arti penghalang diantara dua perkara (الحاجز بين الشيئين). Sedangkan Barzakh menurut istilah adalah, tempat yang berada diantara dunia dan akhirat, dimulai ketika kematian sampai pada hari kebangkitan (يوم البعث). Barang siapa yang mati maka ia telah berada dalam alam Barzakh. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa, Barzakh adalah tempat diantara dunia dan akhirat sebelum hari penggiringan (يوم الحشر), dimulai ketika mati sampai hari kebangkitan dari kubur (يوم البعث).
Seperti dalam Firman Allah:
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Artinya: Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding (barzakh) sampal hari mereka dibangkitkan.
Hannad bin Al-Siri meriwayatkan dari Waki’ dan al-Sya’bi, bahwa Mujahid menjelaskan tentang ayat ini, yang dimaksud dengan dinding dalam ayat ini adalah Barzakh. Apabila seseorang mati, maka ia bukan di dunia juga bukan di akhirat, yaitu di Barzakh. Dalam ucapan Arab, Barzakh diartikan pengahalang diantara dua hal. Seperti dalam firman-Nya:
وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا
Artinya: Dan Dia (Allah) jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Yang dimakasud dengan dinding dan batas yang menghalangi dalam ayat atas adalah Barzakh sejak dari waktu kematian hingga waktu kebangkitan. Barangsiapa yang mati, maka ia telah masuk Barzakh.Ibnu Qayim berpendapat seyogyanya umat Muslim mengetahui hal-hal yang mengenai siksa alam kubur (alam Barzakh), barang siapa yang mati dan dia berhak atas siksa kubur, maka dia akan mendapatkan siksaan tersebut di sana (alam Barzakh), walaupun orang tersebut di kuburkan ataupun tidak, seperti seandainya orang yang mati karena dimakan hewan buas, terbakar hinga menjadi abu, atau tenggelam dalam lautan. Maka siksaan atasnya akan tetap terasa dalam roh dan badanya seperti halnya orang yang dikubur dengan normal.
Hadits Tentang Alam Barzakh
Sunan Nasa’i, Hadist no. 2033
اللَّهُمَّ إِنِّي أعوذ بك من عَذَاب الْقَبْر وَأَعُوذ بك من عَذَاب النَّار وَأَعُوذ بك من فتْنَة الْمحيا وَالْمَمَات وَأَعُوذ بك من فتْنَة الْمَسِيح الدَّجَّال
Artinya: Rasulullah saw berdo’a, “ya Allah sesungguhnya saya (Nabi) meminta perlindungan-Mu dari siksa Kubur, siksa Neraka, fitnah dalam kehidupan (di dunia), fitnah kematian (alam Barzakh), dan dari fitnah Dajjal.
Shahih Bukhari, Hadist no. 5888
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ مُصْعَبٍ كَانَ سَعْدٌيَأْمُرُ بِخَمْسٍ وَيَذْكُرُهُنَّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَأْمُرُ بِهِنَّ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا يَعْنِي فِتْنَةَ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah menceritakan kepada kami Abdul Malik dari Mush’ab bahwa Sa’d pernah memerintahkan lima perkara, dia menyebutkan perkara itu dari nabi Shallallahu ‘alahi wasallam, bahwa beliau memerintahkan hal itu juga, yaitu; “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia -maksudnya adalah fitnah dajjal dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur.”
Dalil Tentang Alam Barzakh
Berikut ini Firman Allah SWT tentang alam kubur :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” [QS. Al-Anbiyaa’ : 35
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.” [QS. Al-’Ankabuut : 57]
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [QS. Al-Jum’ah : 8]
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” [QS. An-Nisaa’ : 78]
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari qiyamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [QS. Ali Imran : 185]
“Hai jiwa yang tenang. (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridlai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, (29) dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (30) [QS. Al-Fajr : 27-30]
Dan mereka berkata, “Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?". (49) Katakanlah, “Jadilah kamu sekalian batu atau besi, (50) atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya, “Siapa yang akan meng-hidupkan kami kembali?". Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata, “Kapan itu (akan terjadi)?". Katakanlah, “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat”, (51) yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam qubur) kecuali sebentar saja. (52) [QS. Al-Israa’ : 49-52]
Nikmat kubur dan adzab kubur
Setelah mengalami proses fitnah kubur, maka akan mengalami proses berikutnya, yaitu proses nikmat kubur dan adzab kubur. Bila dia selamat dalam fitnah kubur maka dia akan mendapatkan nikmat kubur dan sebaliknya bila ia tidak selamat dalam fitnah tersebut maka dia akan mendapatkan adzab kubur.Para pembaca, proses ini pun merupakan perkara ghaib yang harus diyakini kebenarannya. Karena Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah mengkhabarkan peristiwa ini di dalam Al Qur’anul Karim dan As Sunnah An Nabawiyyah.
Di antara dalil dalam Al Qur’an yaitu firman
Allah Ta’ala :
لَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ
الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ
تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ
وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“…, Alangkahnya dahsyatnya sekiranya kamu melihat
diwaktu orang zhalim (kafir) berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut sedang
para malaikat memukul dengan tangan mereka, sambil berkata: ‘Keluarkanlah
nyawamu.’ Pada hari ini (sekarang ini, sejak sakaratul maut) kamu dibalas
dengan siksaan yang sangat menghinakan. Karena kamu selalu mengatakan terhadap
Allah dengan perkataan yang tidak benar dan selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya.” (Al An’am: 93)
Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di dalam
kitab tafsirnya Taisirul Karimir Rahman: “Ayat ini sebagai dalil tentang adanya
adzab di alam barzakh dan kenikmatan di dalamnya. Dan adzab yang diarahkan
kepada mereka dalam konteks ayat ini terjadi sejak sakaratul maut, menjelang mati
dan sesudah mati.
Dalam Q.S. Ghafir ayat ke 46 Allah Ta’ala
berfirman :
النَّارُ يُعْرَضُونَ
عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ
أَشَدَّ الْعَذَابِ
“ (Salah satu bentuk azdab di alam barzakh nanti)
Neraka akan ditampakkan di waktu pagi dan petang kepada Fir’aun dan para
pengikutnya. Kemudian pada hari kiamat (dikatakan kepada malaikat): Masukkanlah
Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.”
Berkata Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafi’i: “Ayat di
atas merupakan landasan utama yang dijadikan dalil bagi aqidah Ahlus Sunnah
tentang adanya adzab di alam kubur.” (Lihat Al Mishbahul Munir)
Adapun dalil dari As Sunnah, diantaranya; hadits
dari Al Barra’ bin ‘Azib ?,
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab
kubur (diulangi sampai 2/3 kali).” Kemudian Rasululah ? berdo’a:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan
kepada-Mu dari adzab kubur (sampai 3 kali).”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam
menggambarkan keadaan orang mu’min dengan dibentangkan tikar dari al jannah,
dikenakan pakaian dari al jannah dan dibukakan pintu baginya ke arah al jannah
yang mendatangkan aroma harum, serta diperluas tempatnya di alam kubur seluas
mata memandang. Sebaliknya keadaan orang kafir, maka dibentangkan baginya tikar
dari neraka, dibukakan pintu yang mengarah ke neraka yang mendatangkan panas
dan aroma busuk, serta disempitkan tempatnya di alam kubur sampai tulang
belulangnya saling merangsek. (H.R. Abu Dawud 2/281 dan lainnya).
Dalam riwayat Al Imam Ahmad 6/81 Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab
kubur, karena sesungguhnya adzab kubur itu adalah benar adanya.”
Dalam hadits Ibnu Abbas ?, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassallam pernah melewati dua kuburan. Kemudian beliau
bersabda:
“Kedua penghuni ini sungguh sedang mendapat
adzab. Dan tidaklah keduanya diadzab karena melakukan dosa besar. Adapun salah
satunya karena berbuat namimah (adu domba) dan yang kedua karena tidak
membersihkan air kecingnya.” (H.R. Muslim no. 292)
Demikian pula do’a yang ditekankan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam sebelum salam ketika shalat:
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu
dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dan dari fitnah selama hidup dan sesudah
mati, serta dari fitnah Al Masih Ad Dajjal.” (H.R. Muslim dan selainnya, lihat
Al Irwa’ no. 350)
Apakah adzab kubur dan nikmat kubur itu terus
menerus? Adapun adzab kubur bagi orang kafir adalah terus menerus sampai
datangnya hari kiamat. Sedangkan bagi orang mu’min yang bermaksiat, bila Allah
Ta’ala telah memutuskannya untuk mengadzabnya maka tergantung dengan
dosa-dosanya. Mungkin dia diadzab terus menerus dan juga mungkin tidak terus
menerus, mungkin lama dan mungkin juga tidak lama, tergantung dengan rahmat dan
ampunan dari Allah ?. Mungkin pula orang mu’min yang bermaksiat tadi diputuskan
tidak mendapat adzab sama sekali dengan rahmat dan maghfirah Allah ?. Semoga kita
diselamatkan oleh Allah Ta’ala dalam fitnah kubur dan dari adzab kubur.
Para pembaca, semua peristiwa yang terjadi di
alam kubur itu merupakan perkara ghaib yang tidak bisa dinilai kebenarannya
dengan logika, analisa dan eksperimen. Bahkan semua peristiwa di alam kubur itu
amatlah mudah bagi Allah ?. Karena Allah Ta’ala memilki nama Al Qadir Yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Sehingga peristiwa di alam kubur harus dinilai dan
ditimbang dengan nilai dan timbangan iman. Karena ini adalah perkara yang ghaib
yang tidak bisa dijangkau oleh kemampuan akal dan logika manusia. Karena ini
adalah perkara yang ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh kemampuan akal dan
logika manusia. Sehingga bila ada manusia yang mati tenggelam dilaut yang
badannya hancur dimakan ikan laut, atau manusia yang mati terbakar sampai
menjadi abu sangatlah mudah bagi Allah Ta’ala untuk mengembalikannya.
Pertanyaan di alam kubur
Dari Al-Barra' bin Azib ia berkata, "Kami pernah keluar bersama Rasulullah saw mengiring jenazah seorang laki-laki dari kaum Anshar kemudian kami sampai di makam.Saat makam digali, Rasulullah duduk dan kami duduk di sekitar beliau, seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Di tangan Nabi, ada kayu yang beliau pukulkan ke bumi. Beliau lalu mengangkat kepalanya dan bersabda, "Mintalah perlindungan kepada Allah dari azab kubur."
Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali. Dalam riwayat Jarir terkait hadis ini ada tambahan, bahwasanya Nabi bersabda, "Dan si mayit mendengar diangkat serta diletakkannya sandal mereka (para peziarah) ketika mereka berpaling saat ditanyakan pada si mayit 'Hai manusia, siapa tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu?'"
Tiga pertanyaan pokok malaikat di atas dalam riwayat lain diikuti dengan tiga pertanyaan lainnya sehingga menjadi enam pertanyaan.
1. Man rabbuka? (Siapa Tuhanmu?)
2. Ma dinuka? (Apa agamamu?)
3. Man nabiyyuka? (Siapa Nabimu?)
4. Ma kitabuka? (Apa kitabmu?)
5. Aina qiblatuka? (Di mana kiblatmu?)
6. Man ikhwanuka? (Siapa saudaramu?)
4. Yaumul Ba’ast
Dalam bahasa Arab, yaumul berarti hari atau masa, sedangkan baats bermakna kebangkitan atau pembangkitan. Sehingga, yaumul baats dapat diartikan sebagai hari kebangkitan.Pada waktu itu, manusia dibangkitkan dari alam kubur. Beberapa pendapat mengatakan bahwa ketika itu ruh manusia disatukan kembali dengan tubuhnya. Meski demikian, keadaan tubuh manusia tersebut tergantung pada amal dan perbuatan masing-masing.
Mereka dibangkitkan untuk dikumpulkan di padang Mahsyar dan ditimbang amal-amalnya. Menurut sabda Nabi SAW, manusia akan menuju ke tempat tersebut dengan 3 cara, yaitu berkendara, berjalan kaki, dan berjalan dengan wajahnya. Semua itu, tentu tergantung pada amal masing-masing.Salah satu dalil yang menceritakan tentang yaumul baats adalah QS Az Zumar: 68. Dalil tersebut berarti:
“Dan tiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”
Dari ayat tersebut diketahui bahwa malaikat Israfil akan meniup sangkakala 2 kali. Tiupan pertama dilakukan sebelum kiamat dan yang kedua dilakukan sebelum manusia dibangkitkan dari alam kubur.
QS Al Mu’minun: 15-16 juga menceritakan waktu tersebut, yang artinya:
“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.”
Keadaan Manusia Saat Dibangkitkan
Menurut sebuah hadist shahih, manusia dibangkitkan dalam keadaan umur 33 tahun. Namun, wujud mereka berbeda-beda. Berdasarkan hadist, mereka dikelompokkan menjadi 12 golongan, yakni:
· Golongan Wajah Bercahaya
Orang-orang muslim yang selalu menjaga shalat 5 waktu, beramal baik, menjauhi hal-hal yang durhaka, mendapat ridha, ampunan, dan kasih sayang dari Allah, serta yang meninggal dalam keadaan bertaubat akan masuk pada golongan ini.Wajah mereka bercahaya bagaikan sinar rembulan saat dibangkitkan. Selain itu, mereka dapat melewati jembatan Sirath dengan sangat cepat bagaikan kilat yang menyambar.
· Golongan dengan Perut Besar
Mereka yang tidak mau membayar zakat akan bangkit dengan perut yang sangat besar, bahkan ukurannya seperti gunung. Perut ini berisi banyak sekali kalajengking dan ular.
· Golongan seperti Babi Hutan
Sebagian orang akan dibangkitkan dengan rupa seperti babi hutan. Mereka adalah orang yang sering melalaikan shalat dan malas.
· Golongan Buta
Mereka yang suka minum minuman beralkohol akan dibangkitkan dengan keadaan buta. Selain itu, gigi taring mereka juga sangat besar dan panjang, mirip tanduk sapi dengan bibir mereka menjuntai sepanjang dada dan lidah menjulur sampai ke perut. Perut tersebut menggelambir hingga paha dan mengeluarkan kotoran.
· Golongan dengan Penyakit Kusta
Orang yang durhaka kepada orangtua mereka akan bangkit dengan tubuh penuh dengan penyakit kusta. Selain itu, mereka juga menderita penyakit sopak, sehingga kulit mereka belang-belang.
· Golongan Berwajah Hitam
Sebagian orang akan bangkit dengan wajah berwarna hitam. Di samping itu, mereka juga memiliki mata biru dan perut yang penuh dengan api. Mereka adalah orang yang memakan harta anak yatim secara zalim.
· Golongan Kaki di Atas dan Kepala di Bawah
Golongan orang yang akan dibangkitkan dalam keadaan jungkir balik ini adalah mereka yang suka berbuat zina dan tidak sempat bertaubat sebelum ia meninggal. Selain berjalan dengan kepala mereka, faraj mereka mengeluarkan nanah dengan deras.
· Golongan Tidak Memiliki Lidah
Sebagian lainnya akan dibangkitkan dalam keadaan tanpa lidah karena mereka tidak mau memberi kesaksian atas kebenaran. Selain tidak berlidah, mulut mereka juga mengeluarkan darah dan nanah.
· Golongan dengan Leher Terputus
Orang-orang yang pernah atau sering memberikan kesaksian palsu akan bangkit dengan leher yang terputus.
· Golongan Berbau Busuk
Di antara umat manusia yang hidup di bumi ini, ada orang yang suka bermaksiat secara sembunyi-sembunyi karena takut dilihat orang. Meski demikian, mereka tidak takut dilihat oleh Allah SWT. Orang-orang inilah yang akan dibangkitkan dengan bau yang sangat busuk yang lebih menyengat daripada bangkai.
· Golongan Tanpa Tangan dan Kaki
Orang-orang yang suka mengganggu tetangga mereka selama hidupnya di dunia akan dibangkitkan dengan keadaan tidak memiliki tangan dan kaki.
· Golongan dengan Darah Bercucuran
Sebagian manusia akan dibangkitkan dengan darah bercucuran keluar dari mulutnya. Mereka ini adalah orang yang suka berbohong saat melakukan transaksi jual beli.
Peristiwa Kebangkitan di Zaman Nabi-Nabi
Allah SWT adalah Zat yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, sehingga sudah pasti Allah mampu membangkitkan semua manusia dari kematian. Peristiwa-peristiwa serupa bahkan pernah terjadi pada zaman nabi-nabi sebelumnya.
a. Peristiwa Ash-habul Kahfi
Dalam peristiwa ini, 7 pemuda dan seekor anjing tertidur di dalam gua selama 300 tahun. Lalu Allah membangunkan mereka dan mempertemukan mereka dengan manusia yang hidup pada saat itu agar mereka meyakini adanya hari kiamat dan hari kebangkitan.
- Peristiwa pada Zaman Nabi Isa A.S.
Nabi Isa A.S diberi mukjizat untuk menghidupkan orang yang telah mati dengan seizin Allah. Pada suatu hari Nabi Isa A.S pernah dipaksa untuk membangkitkan Sam bin Nuh yang sudah meninggal lama sekali. Mukjizat ini tentu dimaksudkan untuk membuktikan kekuasaan Allah.
- Peristiwa pada Zaman Nabi Musa A.S.
Pada zaman Nabi Musa A.S, ada sebuah pembunuhan yang mengakibatkan orang saling menuduh. Orang-orang lalu meminta tolong nabi Musa A.S untuk menyingkap misteri ini. Sehingga, Allah menyuruh nabi Musa A.S untuk memukulkan salah satu bagian tubuh sapi betina untuk menghidupkan orang yang mati tersebut agar orang tersebut menyebutkan siapa pembunuhnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian yaumul baats adalah hari kebangkitan manusia dari alam kubur. Keadaan manusia saat dibangkitkan sangatlah beragam. Jika sahabat muslim ingin dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya, maka sahabat muslim harus mulai menabung kebaikan dan ketakwaan dari sekarang.
5. Yaumul Hisab dan Mizan
a. Yaumulhisab
Yaumul hisab atau hari perhitungan amal adalah hari dimana Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
اَللَّهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرَا
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.”
Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi).
Apakah Binatang Juga Dihisab?
Sesungguhnya makhluk yang pertama kali diadili oleh Allah Ta’ala adalah binatang, bukan manusia ataupun jin. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْ (5)
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (QS. At-Takwir: 5), yakni dikumpulkan di hari Kiamat untuk diadili.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ (38)
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’aam: 38)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Pada hari Kiamat kelak, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Kemudian binatang-binatang itu diadili, sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menanduknya di dunia. Setelah binatang tersebut diqishosh, Allah akan mengubahnya menjadi tanah. Allah melakukannya untuk menegakkan keadilan di antara makhluk-Nya.” (Tafsiir Juz ‘Amma, hal. 70)
Hisabnya hewan ini disaksikan oleh para Malaikat, orang-orang yang beriman dan juga orang-kafir. Setelah binatang diadili, Allah Ta’ala berfirman: “Jadilah tanah!” Maka binatang-binatang itu berubah menjadi tanah. Tatkala melihat hewan itu diubah menjadi tanah, orang-orang kafir itu mengatakan, “Alangkah baiknya jika aku menjadi tanah.” Inilah salah satu makna firman Allah Ta’ala:
وَيَقُوْلُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا (40)
“Dan orang kafir itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja.” (QS. An-Naba: 40).
Hisabnya Seorang Mukmin, Kafir dan Munafiq
Sesungguhnya Allah mengadili hamba-Nya yang mukmin seorang diri pada hari Kiamat, tidak seorang pun yang melihatnya dan tidak seorang pun yang mendengarnya. Allah Ta’ala benar-benar menutupi aibnya sehingga tidak seorang pun yang mengetahuinya. Allah menunjukkan kesalahan-kesalahannya dan berkata kepadanya: “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengakui dosa ini?” Maka dia menjawab, “Ya wahai Rabb-ku, aku mengetahuinya.” Tiap kali ditunjukkan dosa-dosanya, ia terus mengakuinya sampai-sampai ia merasa pasti binasa. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepadanya:
فَإنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ
“Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan sekarang Aku mengampuni dosa-dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal kebaikannya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, VIII/353 –Fat-h, dan Muslim, no. 2768)
Kaum muslimin rahimakumullah, ini adalah karunia besar yang Allah ‘Azza wa Jalla berikan kepada seorang mukmin. Allah Ta’ala menutupi aib seorang mukmin dan tidak membongkarnya di depan umum.
Alhamdulillah, Allah Ta’ala telah menutupi dosa-dosa kita yang begitu banyaknya. Oleh karena itu, kita harus banyak bertaubat kepada-Nya dan memohon ampun kepada-Nya dari segala dosa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala menghapus dosa-dosa tersebut.
Adapun orang-orang kafir dan munafiq, mereka akan dipanggil di hadapan seluruh makhluk. Para saksi akan menyeru mereka di hadapan seluruh makhluk:
هَؤُلآءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلَى رَبِّهِمْ أَلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ (18)
“Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.” Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zholim.” (QS. Huud: 18)
Apakah Bangsa Jin Juga Dihisab?
Sesungguhnya jin juga akan dihisab karena mereka juga dibebani syari’at. Mereka akan dihisab dan diberikan balasan atas amal mereka. Oleh karena itu, jin yang kafir juga akan dimasukkan ke dalam Neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اُدْخُلُوْا فِيْ أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ فِي النَّارِ (38)
“Masuklah kamu sekalian ke dalam Neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu.” (QS. Al-A’raaf: 38)
Demikian pula sebaliknya, bangsa jin yang beriman juga akan masuk ke dalam Surga dan merasakan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.
b. Yaumul Mizan
Secara bahasa, yaumul berarti hari, sedangkan mizan adalah timbangan atau alat pengukur berat sesuatu. Sehingga, yaumul mizan diartikan sebagai hari penimbangan. Hari tersebut benar-benar akan datang setelah hari kiamat. Pada hari itu, manusia akan ditimbang amalnya untuk menentukan apakah mereka akan masuk surga atau neraka.
Dalil tentang yaumul mizan disebutkan dalam QS Al-Anbiyaa: 47, yang artinya:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
Dapat disimpulkan bahwa timbangan tersebut adalah timbangan yang sangat akurat dan tepat. Sehingga, tidak mungkin salah dalam menimbang amalan manusia. Selain itu, kapasitas dari timbangan tersebut juga luar biasa karena dapat menimbang sesuatu yang sangat kecil dan tentu juga yang sangat besar.
Dalam QS Al-Mu’minuun: 102-103 disebutkan bahwa:
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.”
Sehingga, setiap orang akan memperoleh balasan yang sesuai dengan amalannya. Jika ia memiliki amalan baik, maka ia akan memperoleh balasan berupa surga. Sebaliknya, jika ia memiliki amalan buruk, maka ia akan memperoleh balasan berupa neraka.
Kapan Yaumul Mizan Terjadi?
Yaumul mizan terjadi setelah yaumul hisab. Yaumul hisab adalah hari perhitungan yang mana amal manusia akan diperhitungkan. Setelah dihitung, barulah amal tersebut ditimbang pada yaumul mizan. Rangkaian hari akhir tidak berhenti pada yaumul mizan. Setelah hari tersebut dilalui, maka umat manusia akan diwajibkan melewati Shirat al Mustaqim.
Apa yang Ditimbang pada Yaumul Mizan
Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai apa yang akan ditimbang pada saat yaumul mizan, di antaranya adalah:
- Pelaku Perbuatan
Pendapat yang pertama menyebutkan bahwa apa yang ditimbang pada saat yaumul mizan adalah si pelaku perbuatan. Hal tersebut didasarkan pada beberapa hadist. Salah satunya adalah sabda dari Rasulullah SAW, yang memiliki arti:
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, beratnya tidak sampai seberat sayap nyamuk.”
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa manusia itu sendiri yang akan ditimbang pada timbangan mizan. Meski demikian, seseorang yang berbadan besar saat berada di dunia belum tentu memiliki timbangan yang juga besar saat yaumul mizan. Ada kemungkinan bahwa ia memiliki timbangan amal yang sangat ringan karena kurang beramal
- Amal Perbuatan
Beberapa ulama berpendapat bahwa amal perbuatan lah yang akan ditimbang pada yaumul mizan. Pendapat ini tentu saja didasarkan pada hadist shahih, yang salah satunya berarti:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat ditimbang (di hari kiamat) daripada akhlak yang mulia.” (HR. Turmudzi)
Akhlak seorang manusia diwujudkan dalam perbuatan yang ia lakukan. Oleh sebab itu, dari hadist ini dapat disimpulkan bahwa amal perbuatan yang akan ditimbang. Meski nilai amal atau pahala pada saat manusia hidup di dunia ini tidak terlihat atau bersifat abstrak, namun kelak nilai amal atau pahala akan nampak real dan dapat ditimbang.
- Catatan Amal Perbuatan
Setiap perbuatan manusia dicatat oleh dua malaikat. Menurut ulama, catatan tersebut kelak akan dikumpulkan dan ditimbang. Pendapat ini didasarkan pada sebuah sabda Baginda rtuang pada sebuah hadist.
Pada hadist tersebut diceritakan bahwa seorang umat Nabi SAW memiliki 99 gulungan catatan dosa yang tiap satu gulungnya sangat panjang, namun ia memiliki satu kebaikan. Maka, Allah pun memberinya sebuah kartu yang bertuliskan kalimat syahadat.
Semua gulungan catatan dosanya lalu diletakkan pada daun timbangan yang satu dan kartu tersebut diletakkan pada daun timbangan yang lain. Dengan seizin Allah, kartu tersebut lebih berat timbangannya dari catatan dosa yang sangat banyak tersebut.
Perbuatan yang Berat Timbangan Amalnya
Ketiga pendapat ulama di atas tidak ada yang salah karena semuanya didasarkan pada hadist yang shahih. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa apapun yang ditimbang di yaumul mizan kelak, perbuatan dan amalanlah yang menentukan kehidupan seorang manusia di akhirat kelak.Oleh karenanya, Sahabat Muslim harus mulai mengumpulkan bekal untuk akhirat nanti dengan cara selalu berbuat baik. Perbuatan di bawah ini akan memberatkan timbangan amal Sahabat Muslim saat yaumul mizan
- Mentauhidkan Allah
Mentauhidkan atau mengesakan Allah adalah sebuah perbuatan yang pahalanya sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kisah yang disabdakan oleh Nabi SAW sebelumnya. Mentauhidkan Allah harus dilakukan dengan meyakini keesaan-Nya di dalam hati dan banyak membaca laa ilaaha illallah atau syahadat.
- Menunaikan Semua Kewajiban yang Diperintahkan oleh Allah SWT
Semua kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT memiliki timbangan amal yang berat. Jadi, sahabat muslim tidak boleh lupa untuk menunaikan shalat 5 waktu, puasa, dan zakat. Selain itu, sahabat muslim harus melaksanakan ibadah haji jika mampu.
- Membaca Dzikir dan Kalimat Thoyibah
Membaca dzikir (subhanallah, alhamdulillah, dan allahu akbar) serta kalimat thoyibah (subhanallahi wa bihamdihi dan subhanallahil ‘azhim) dapat memberatkan amal timbangan sahabat muslim. Kalimat-kalimat tersebut ringan di lisan namun berat di timbangan.
- Menshalatkan dan Mengantarkan Jenazah
Sebuah hadist menyatakan bahwa seorang muslim yang menshalatkan jenazah akan memperoleh 1 qirath. Dan jika ia juga mengantarnya hingga dikuburkan, maka ia mendapat 2 qirath. Qirath adalah ukuran pahala yang digambarkan sebesar gunung.
6. Syurga dan neraka
Dalam tahap inilah, banyak orang ragu yang batal imannya. Sebab ajaran iman kepada yang ghaib itu tak bisa masuk dalam logikanya yang memang amat sempit, pendek dan penuh dengan kelemahan.Surga dan neraka adalah kepastian. Dua tempat ini diciptakan untuk dua golongan manusia yang berbeda. Surga untuk orang yang beriman, sementara neraka tersedia leluasa bagi siapa yang kafir, musyrik dan munafiq. Saat di dunia, seseorang diberi opsi tuk memilih: masuk ke surga dengan beriman dan beramal shaleh, atau bergabung bersama setan dengan menetap dalam siksa neraka yang selamanya.
Surga adalah rahmat. Ia adalah kasih sayang, kenikmatan, kebahagaiaan, kekekalan dalam kebaikan, buah-buahan, minuman nan didambakan, bidadari, pangeran, istana dan semua kebaikan yang dikehendaki bagi penghuninya.
Sementara neraka adalah azab, siksa, sakit, pedih, duka, lara, nestapa, sengsara, nanah, darah, api, zaqqum, dan semua keburukan yang tak sedikit pun diinginkan atau dikehendaki oleh manusia mana pun. Bahkan mereka yang berhak menghuninya, amat terpaksa menerima itu dan berkeinginan kuat untuk menghindar, meski keinginan itu sia-sia belaka.
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadits qudsi,
"Allah Taala berfirman kepada surga," demikian sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari ini, "Kau adalah rahmat-Ku," Allah Taala melanjutkan, "Denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku Kehendaki dari hamba-hamba-Ku."
"Kemudian Allah Taala berfirman kepada neraka," tutur Imam Muslim meriwayatkan, "Kau adalah siksa-Ku," Kalam Allah Taala selanjutnya, "denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku Kehendaki."
Allah Taala Berkehendak penuh untuk memasukkan siapa pun yang dikehendaki untuk dimasukkan ke dalam surga dan neraka. Dia Mahakuasa untuk melakukan apa pun. Amat mudah bagi Allah Taala untuk memasukkan seseorang ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Mudah pula bagi-Nya untuk menjerumuskan seseorang ke dalam neraka yang menyala siksa apinya.
Sebab diri adalah hamba yang lemah dan banyak dosa, mari senantiasa berdoa kepada Allah Taala, meminta perlindungan dari dahsyatnya siksa neraka dan berharap agar dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan.[ ]
A. Pengertian Surga
Dalam Al-Qur’an, konsep surga merupakan terjemahan dari kata bahasa arab yakni jannah, jamak dari Jinan – yang artinya “kebun, taman“. Surga merupakan tempat yang kekal di akhirat dan diperuntukkan bagi hamba Allah Swt yang senantiasa selalu beriman dan beramal shaleh sampai akhir hayatnya.
Selain itu surga adalah tempat yang memberikan kenikmatan yang belum pernah dirasakan semasa hidup di dunia dan sebagai balasan jerih payah manuisa karena memenuhi perintah dan menjauhi larangan Allah Swt.
B. Macam – Macam Surga
Surga memiliki tingkatan yang tentunya penghuni dari salah satu surga itu tergantung dari manusia bagai mana manusia tersebut semasa hidup di dunia, Seperti contoh Semasa hidup di dunia ia tidak pernah menyekutukan Allah Swt maka manusia tersebut akan Menempati Surga tertinggi yakni surga Firdaus, Tentunya karena kehendak Allah Swt. Wallahu A’lam Bishawab. Adapun nama-nama surga itu seperti berikut.
1. Surga Firdaus
Surga Firdaus merupakan Surga yang tertinggi dan juga surga yang paling mulia yang diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sesuatu apapun, umat yang senantiasa menjaga diri dari segala perbuatan yang dilarang serta menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa’ Ta’ala dan Rasul-NYa .
2. Surga ‘Adn
Surga ‘Adn yakni merupakan Surga yang berada ditingkatan ke-2 setelah surga firdaus yang diperuntukkan bagi umat yang bertakwa kepada Allah SWT.
3. Surga Na’im
Surga Na’im yakni surga yang berada dalam urutan ke-3 yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh semasa hidup didunia.
4. Surga Ma’wa
Surga Ma’wa yakni surga yang berada pada urutan ke-4 yang diperuntukkan bagi manusia yang takut akan kebesaran Allah SWT dan bisa mengendalikan hawa nafsunya.
5. Surga Darussalam
Surga Darussalam, surga ini diperuntukkan bagi manusia yang kuat iman dan islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah Swt serta beramal shaleh.
6. Surga Darul Muqamah
Surga Darul Muqamah yakni surga yang diperuntukkan bagi manusia yang bersyukur kepada Allah SWT.
7. Surga Al-Maqamul Amin
Surga Al-Maqamul Amin yakni surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa.
8. Surga Khuldi
Surga Khuldi yakni surga yang diperuntukkan bagi manusia yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
C. Neraka
Neraka berdasarkan penjelasan yang tertera dalam al-Quran yakni memiliki beberapa pengertian, di antaranya: 1.Alam akhirat tempat penyiksaan bagi orang-orang berdosa, 2. Sial, dan yang ke-3. Keadaan atau tempat menyengsarakan, penyakit parah, dan kemiskinan. Dalam terminologi al-Quran (Islam) , kata neraka namakan naar, yang memiliki arti api yang menyala. Sedangkan secara istilah, neraka memiliki arti tempat balasan berupa siksaan bagi orang yang berbuat dosa dan kesalahan semasa hidup di alam dunia.
D. Macam-Macam Neraka
Seperti Surga neraka pun memiliki tingkatan-tingkat, namun bedanya semakin tinggi tingkatan di surga maka semakin nikmat yang rasakan oleh penghuninya, Wallahu A’lam, Sedangkan Neraka Semakin tinggi tingkatannya maka semakin keras siksaan yang di rasakan oleh penghuninya, Wallahu A’lam. berikut ini merupakan macam-macam neraka ;
· Neraka Jahanam
Neraka jahanam yakni adalah neraka paling dasar, paling dalam dan paling berat siksaannya. Neraka ini disediakan bagi orang-orang kafir dan Iblis (Syetan) beserta para pengikutnya.
· Neraka Jahim
Neraka jahim merupakan neraka yang apinya dapat menghanguskan manusia dengan seketika neraka ini diperuntukkan bagi manusia yang menyekutukan Allah Swt.
· Neraka Saqar
Neraka Saqar yakni merupakan neraka yang diperuntukkan bagi manusia yang tidak serta tidak memberi makan fakir miskin serta membicarakan yang bathil.
· Neraka Sair
Neraka sair yakni merupakan neraka dengan siksaan yang menyala-nyala.
· 5. Neraka Hutamah
Neraka Hutamah yakni neraka yang membakar manusia sampai ke hulu hatinya.
· Neraka Wail
Neraka wail yakni adalah neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang yang lalai menjalankan sholat.
· Neraka Ladza
Neraka ladza yakni neraka yang bergejolak apinya dan mengelupas kulit kepalanya.
· Neraka Hawiyah
Neraka hawiyah yakni neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang ringan amal kebaikannya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Perjalan kehidupan manusia didunia adalah kehidupan yang sangat singkat, berbeda hal dengan kehidupan setelah kematian itu kekal. Setelah kematian manusia akan melewati beberapa tahap sebelum sampai di alam akhirat, anatara lain :alamkubur, harikiamat, yaumul Ba’ats (harikebangkitan), padang mahsyar, yaumul hisab, yaumul mizan, jembatan siratulmustaqim, terkahir syurga dan neraka.
Tujuan setiap manusia pasti menginginkan syurga sebagait tempat terakhirnya, bukan neraka. Tetapi apa yang akan kita dapatkan nanti tergantung pada amalan kita semasa didunia. Meskipun kehidupan dunia singkat tetapi kehupan di dunialah yang akan menetukan kehidupan kita di akhirat kelak, apakah mendapatkan syurga atau neraka. Jika semasa di dunia benyak beramal sholeh, senantiasa beribadah kepada allah, tidak pernah menyekutukan Allah, maka syurga adalah tempat terkahirnya, begitupun sebaliknya jika semasa didunianya lebih banyak bermaksiatnya ,maka nerakalah yang pantas baginya.
Waktu kematian tidak ada seorangpun yang tau, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Oleh karena itu selagi Allah memeberikan usia, nikmati hidup didunia, manfaatkanlah kesempatan ini untuk terus menabung amal shaleh dan terus melakukan kebaikan, agar di akhirat kelak kita mendapatkan syurga dari Allah SWT.
C. Kesan dan pesan
Demikian yang dapat kami sampaikan terkait materi yang menjdi pokok pembahasan dari makalah ini, tentu saja masih banyak sekali kekurangan dari makalah ini, karena terbatasnya ilmu dan femahaman kami.
Kami berharap kepada para pembaca agar bisa member kritikan dan saran untukevaluasi dan bisa meperbaiki dari kesalahan kami dari makalah ini dan menjadi ilmu untuk kami dalam penulisan makalah di lain kesempatan.
Dan semoga makalah kami ini bias bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya untuk para pembaca yang Budiman.
DAFTAR PUSTAKA
· Drs.H.Zainuddin,1991,ilmu tauhid lengkap,Solo: RinekaCipta
· Prof. Dr. Azra Azyumardi,dkk,2003,buku tekspend.agamaislam,Jakarta:Departemen Agama RI
· Islam untukdisiplinilmu pendidikan,1997,Jakarta:Departemen Agama RI
· Dr.Abdul Aziz bin Muhammad Alu AbdilLathif, 1419 H,PelajaranTauhid,Jakarta:DarulWathan,Riyadh
· https://republika.co.id/berita/q4k85f320/3-hakikat-kematian-yang-penting-diketahui-umat-islam
· https://saintif.com/hari-kiamat/
· https://qurankuhebat.wordpress.com/2013/11/02/hadis-tentang-alam-barzah/
· https://www.wid.web.id/2014/04/ayat-ayat-al-quran-tentang-alam-barzah.html
· https://sahabatmuslim.id/yaumul-mizan/
· https://muslim.or.id/7842-yaumul-hisab.html
· https://inilah.com/mozaik/2215825/inilah-firman-allah-kepada-surga-dan-neraka
· https://materibelajar.co.id/macam-macam-surga-dan-neraka/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar